Motto Produksi
Tahapan-tahapan Proses Produksi
Secara umum, production process dapat dibagi menjadi empat tahapan produksi, yaitu sebagai berikut:
Dapat mem-backup data
Fitur backup data juga adalah salah satu faktor penting lain sebelum menentukan pilihan software manufaktur terbaik untuk bisnis Anda. Sistem manufaktur perlu memiliki fitur backup data, karena ketika terjadi suatu insiden dan menyebabkan hilangnya data perusahaan, seperti adanya bug atau kesalahan dalam sistem, data masih bisa perusahaan akses kembali.
Fitur backup data ini tidak hanya berguna ketika sistem mengalami masalah, namun juga akan membantu Anda mengakses data-data lama yang mungkin Anda butuhkan selama proses manufacturing atau produksi.
Perbedaan Proses Produksi dengan Sistem Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna barang. Secara garis besar, proses produksi (production process) adalah serangkaian tahap yang harus Anda lalui dalam memproduksi barang atau jasa, misalnya melalui master production schedule.
Sementara itu dari penjelasan sebelumnya, kita telah memahami secara jelas bahwa sistem produksi merupakan susunan kegiatan dalam proses produksi yang memiliki suatu objektif atau tujuan tertentu yang ingin perusahaan capai.
Maka pada intinya, proses produksi merupakan suatu tahapan atau proses yang harus perusahaan lalui dalam kegiatan produksi. Sedangkan sistem produksi merupakan rangkaian kegiatan yang perlu dilalui untuk menyelesaikan proses produksi tersebut.
DIRGAHAYU MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KE - 79
DIRGAHAYU MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KE - 79
Menjadi rumah sakit unggulan bertaraf Internasional dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan
1. Menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional, dengan niat berkhidmah atas dasar keimanan dan moral
2. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang Berkompeten dengan Mengutamakan Mutu & Keselamatan Pasien
3. Berinovasi untuk menciptakan produk unggulan yang kompetitif
4. Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas dengan dukungan teknologi dan digitalisasi
Peduli Pelayanan Kesehatan Berkualitas
Khidmah – Profesional – Inovatif – Teamwork
Proses Produksi Mesin Bubut
Proses Bisnis Produksi Rokok
Indigofera telah lama diteliti sebagai bahan konsentrat hijau untuk pakan ternak dengan pertimbangan protein kasarnya yang bisa mencapai 26–31%. Alhasil, banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisa potensi indigofera menjadi sumber protein alternatif untuk pakan unggas.
Ahli Pakan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB) Luky Abdullah mengatakan,umumnya legum ini sebagai menu utama pakan ruminansia yang bisa mencapai 70% dari total ransum. “Selain kandungan nutrisinya, indigofera mudah dibudidayakan dengan potensi reproduksi tinggi. Dan salah satu jenis yang prospektif dan telah banyak dikembangkan adalah Indigofera zollingeriana,” ujarnya kepada TROBOS Livestock.
Luky pun berani menyatakan, indigofera dapat menjadi sumber protein alternatif untuk unggas yakni layer (ayam petelur). “Indigofera telah terbukti dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur ayam. Kualitas yang ditingkatkan diantaranya berupa warna, kandungan ß-karoten, serta vitamin A pada kuning telur,” ungkapnya.
Potensi indigofera mensubstitusi sumber protein untuk layer ini telah dibuktikan berdasarkan hasil penelitian mahasiswa S3 Rizki Palupi. Bagian dari indigofera yang dimanfaatkan untuk pakan unggas adalah pucuknya, berupa 5 helai daun teratas. “Pengambilan pucuk daun itu karena setelah dianalisa mengandung laktosa dan serat kasar rendah sehingga memenuhi syarat untuk pakan unggas,” ungkap Dosen Ilmu Nutrisi Unggas Fapet IPB Sumiati.
Jika dibandingkan dengan bahan pakan lain seperti dedak, serat kasar pucuk indigofera lebih rendah. “Serat kasar hanya 8,49% dan proteinnya cukup tinggi sekitar 28,98%. Energi metabolismenya juga cukup tinggi sekitar 2.721 kg kalori/kg, malah lebih tinggi dari bungkil kedelai,” tambah Sumiati.
Tingginya potensi kandungan protein indigofera ini, berpotensi mensubstitusi bahan baku pakan sumber protein yang saat ini masih sulit didapat contohnya bungkil kedelai. Untuk itulah, perlakuan percobaan pun dilakukan dengan mempertimbangkan hal tersebut. “Sebagai bahan pakan sumber protein untuk substitusi sebagian protein bungkil kedelai dalam ransum unggas pemberian indigofera ini diolah dalam bentuk tepung dan dicampur dalam ransum pakan,” terang Sumiati.
Ia menjelaskan, indigofera dalam bentuk tepung dengan alasan ransum ayam umumnya sudah dalam bentuk tepung. “Kalau bentuknya tidak sama dengan pakan lain yang diujicoba, ayam akan memilih. Selain itu, pakan kadar airnya harus kurang dari 14%,” tutur Sumiati.
Penelitian yang dilakukan pada 2014 lalu ini melalui 4 perlakuan, yakni ransum pakan kontrol tanpa diberikan indigofera, serta ransum pakan yang mengandung 5%, 10%, dan 15% tepung pucuk indigofera (TPI). Penjelasannya, perlakuan R0 berupa ransum kontrol tanpa pemakaian TPI; perlakuan R1 untuk substitusi 15% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum yang setara dengan 5,2 % TPI; perlakuan R2 untuk substitusi 30% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum, setara dengan 10,4 % TPI; serta perlakuan R3 untuk substitusi 45% protein bungkil kedelai dengan protein TPI dalam ransum setara dengan 15,6 % TPI. “Percobaan dilakukan pada 150 ekor layer masa produksi dikandang open house Fapet IPB sesuai dengan kondisi peternak layer kita yang masih banyak open house,” terangnya.
Produksi Telur Tinggi
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan produksi telur bisa mencapai 92,65 %. Dibandingkan kontrol, produktivitas layer ini bisa meningkat hingga 10% sehingga bisa menarik peluang pasar. “Bagi pasar, terutama industri, peningkatan produksi tentu menjadi hal yang signifikan,” tuturnya.
Yang menarik dari hasil penelitian ini, lanjut Sumiati adalah warna kuning telur yang berbeda jauh antara layer yang diberi pakan kontrol dengan yang diberi campuran TPI. “Jika skor kontrol hanya 8,5; skor TPI bisa mencapai 13,25–15,26. Sedangkan rata-rata skor di pasaran saat ini berkisar 8,” ujarnya.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 186 / Maret 2015
Komponen Sistem Produksi
Pada Dasarnya, sistem produksi terdiri atas beberapa komponen yang sering disebut dengan 5M1E. Hal tersebut terdiri atas komponen berupa machine, material, man, method, money, dan energy. Atau, apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi peralatan atau mesin, bahan baku, manusia atau tenaga kerja, metode, modal, serta energi.
Setiap elemen yang terdapat dalam komponen tersebut mengalami suatu proses perusahaan nilai tambah. Hal ini tentunya bertujuan untuk menghaslkan sutu produk atau jasa yang merupakan tujuan akhir dari perjalanan sistem ini. Yang akhirnya, perusahaan dapat memperoleh mekanisme untuk mempu mengendalikan seluruh kegiatan operasinya dengan baik.
Berdasarkan prosesnya
Terdapat dua jenis sistem produksi berdasarkan prosesnya, antara lain:
Berdasarkan jangka waktu produksi
Terdapat dua jenis karakteristik tahapan production process berdasarkan jangka waktu produksinya, yaitu:
Perusahaan manufaktur tentunya memiliki ciri khusus yang membedakan dengan industri lainnya. Berikut merupakan ciri dan karakteristik perusahaan manufaktur yang perlu Anda ketahui:
Perhatikan Tingkat Keamanan Penyimpanan Data Sistem Manufaktur
Keamanan data perusahaan juga merupakan faktor penting dalam mempertimbangkan penggunaan software manufaktur dalam perusahaan manufaktur. Contohnya, aplikasi manufaktur konvensional atau on-premise Manufacturing App dengan server lokal di dalam perusahaan memang menawarkan tingkat keamanan data yang tinggi.
Namun, karena sistem ini membutuhkan maintenance yang khusus, Sistem manufaktur jenis ini lebih perusahaan yang sudah lebih established minati. Maka dari itu, banyak perusahaan manufaktur yang kini beralih ke cloud ERP manufaktur. Selain memiliki keamanan berlapis, sistem cloud jauh lebih hemat karena perusahaan tak perlu lagi melakukan maintenance server sendiri.
Tampilan user interface atau UI yang baik dari sistem manufaktur tentu menjadi bahan pertimbangan selanjutnya. Penggunaan software yang bertujuan untuk membantu proses manufaktur dan produksi tentu akan menjadi semakin lengkap ketika Anda dan para pekerja lainnya dapat mengoperasikan software dengan mudah.
Biasanya sistem dengan tampilan yang lebih sederhana akan lebih mudah untuk mengoperasikannya. Selain itu, sistem yang lebih mudah pengoperasiannya juga akan menekan biaya training bagi para pekerja dalam penggunaannya selama kegiatan produksi.
Seperti yang sudah disinggung dalam pembahasan sebelumnya, secara umum terdapat software ERP online dan offline. Software ERP berbasis online atau cloud-based ERP memiliki kelebihan seperti memudahkan pekerja untuk mengakses data secara remote, yang mana berbeda dengan sistem ERP offline dengan local server pada masing-masing perusahaan.
Software ERP online yang dapat mengotomatisasi serta mengintegrasikan seluruh data yang masuk secara real-time dan akurat tentu berbeda dengan software ERP offline yang harus melalui proses integrasi sistem secara manual.
Routing atau penentuan alur
Penentuan alur ini merupakan suatu kegiatan untuk menetapkan urutan kegiatan dari proses produksi terebut. Mulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, penjagaan dan pengawasan mutu, hingga pendistribusian barang hasil produksi menjadi fokus pada tahap ini.
Dalam tahap ini, Anda harus menentukan alur secara tepat dan efisien agar produksi dapat berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan yang seharusnya.
Memenuhi kebutuhan perusahaan
Kebutuhan perusahaan yang utama adalah mencari keuntungan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan perlu memastikan bahwa proses produksi berjalan dengan lancar. Dengan demikian permintaan pelanggan bisa terpenuhi dan target penjualan bisa tercapai. Untuk memastikan proses produksi bisa berjalan dengan lancar, maka sistem pabrik adalah hal esensial yang harus setiap perusahaan manufaktur miliki.